Pastikan Generasi Muda Minangkabau Mewarisi Nilai Adat Budaya

1 month ago 73

DINAS Kebudayaan Pro­vinsi Sumatera Barat (Sumbar) melaksanakan Bimbingan Tek­nis (Bimtek) Peningkatan Kapa­sitas Lembaga Adat, di Bukit­tinggi, selama tiga hari pada Jumat hingga Minggu (13-15/12).

Bimtek yang mengusung tema “Alua Samo Dituruik, Limbago Samo Dituang,” itu, bertujuan memperkuat peran lembaga adat dalam meng­hadapi berbagai persoalan di tengah masyarakat.

Gubernur Sumbar, Mah­yeldi Ansharullah diwakili Ke­pala Dinas Kebudayaan Sum­bar, Jefrinal Arifin, menyebutkan, salah satu tantangan terbesar hari ini, memastikan generasi muda tetap bisa mewarisi nilai-nilai adat budaya dengan baik.

“Tantangan hari ini bagai­mana generasi muda mema­hami kebudayaan Minang­kabau dengan baik. Baik di rantau maupun di ranah. Diha­rap­kan ninik mamak yang ikut bimtek ini bisa transfer penge­tahuan kepada generasi mu­da,” sebut Jefrinal.

Ia menambahkan, ninik mamak yang ikut bimtek ini juga bisa menginisiasi kerja sama antara KAN (Kera­patan Adat Nagari) dengan sekolah. “Kita harapkan ninik ma­mak, juga melakukan kerja sama dengan sekolah untuk transfer ilmu kepada guru. Nan­tinya dari guru bisa meneruskan ke­pada siswa,” harap Jefri­nal di hadapan 75 ninik mamak per­wa­ki­lan Pengurus LKAAM Kabupaten Kota se-Sumbar yang jadi pe­serta bimtek.

Ia juga menambahkan, Dinas Kebudayaan Sumbar juga menggelar bimtek dan pelatihan terkait adat budaya bagi masyarakat Minangkabau di rantau. Seperti yang pernah dilakukan kepada perantau di Jakarta. Selanjutnya bimtek juga akan dilakukan untuk perantau di Bandung dan Surabaya.

Progul Gubernur Sumbar 

Jefrinal Arifin menyebutkan, kegiatan ini juga bentuk du­kungan terhadap Program Unggulan (Progul) Gubernur Sumbar. Yaitu, Sumbar Religius dan Berbudaya. “Kegiatan ini juga bagian dari upaya me­ma­syarakatkan filosofi Adat Ba­sandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK),” se­butnya.

Melalui program yang di­lak­sanakan, Dinas Kebu­dayaan Sumbar berkomitmen terus melibatkan ninik mamak, cadiak pandai, alim ulama, bundo kanduang serta masyarakat. Terutama generasi muda yang menjadi estafet kebudayaan.

Kepala Lembaga Kera­patan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, Fauzi Bahar menyatakan, selain adat bu­daya, ia menilai penting mem­biasakan kembali berbahasa daerah. “Yang kita cemaskan hari ini, tergerusnya adat budaya kita. Termasuk bahasa. Hari ini di mana-mana mengu­na­kan Bahasa Indonesia ter­masuk dalam keluarga, bisa-bisa hilang Bahasa Minang­kabau,” sebutnya.

Ia menyebutkan sudah semestinya adat, kebudayaan dan bahasa bisa masuk sistem pendidikan sekolah, agar kebu­dayaan terus bisa diwariskan kepada generasi muda.­”Bagai­mana nantinya adat budaya dan bahasa bisa membentuk kepada akhlak, budi pekerti,” sebutnya.

Bahas Masalah Agraria

Pembahasan terkait agraria ju­ga mencuat dalam kegiatan ini. Sa­lah satunya tanah ulayat yang cen­derung menjadi per­soalan ter­kait kepemilikan dan pemanfaatan­nya.

“Melalui bimtek ini, kita membekali ninik mamak. Se­hingga apabila terjadi persolan apapun, termasuk soal tanah, ninik mamak menjadi orang yang menguasai permasa­lahan. Setelah bimtek ini akan kita sertifikasi dan ninik mamak inilah yang menjadi saksi ahli apabila terjadi persoalan hu­kum,” sebut Fauzi Bahar.

Fauzi Bahar juga menyo­roti masalah pembangunan jalan tol yang juga berkaitan dengan pembebasan lahan. Ia menye­butkan pembangunan jalan tol di Sumbar lebih lamban di­ban­dingkan dengan Pro­vinsi Riau. “Ketika ada pembaha­san tol, ada sa­tu bi­dang tanah yang di­klaim oleh 20 kelom­pok,” sebutnya.

Fauzi Bahar juga menyebutkan, saat ini negara memiliki program percepatan se­r­ti­fi­kasi tanah. Ia meng­im­bau seluruh pihak, teru­tama ninik mamak bisa mendorong ma­sya­rakat memper­ce­pat pro­ses sertifikasi ta­nah. Hal ini bertujuan un­tuk me­ nekan poten­si konflik.

“Hari ini negara membuat target 3 juta hektar sertifikasi tanah. Tanah yang tidak berser­tifikat tentu rawan persoalan. Negara juga menfasilitasi sertif­i­kasi bagi tanah komunal tanah suku, yang tidak makan jual, tidak makan gadai,” sebutnya.

Bimtek selama tiga hari tersebut menghadirkan nara­sumber Kepala Dinas kebu­dayaan Sumbar, Jefrinal Arifin, Pengurus LKAAM Sumbar, Ibrani, SH, MH Datuak Rajo Tianso, Kepala Pengadilan Tinggi diwakili Hakim Tinggi, Asmuddin, SH, MH Datuak Rajo Tumangguang, Kapolda Sumbar diwakili Dirreskrimum, Kombes Pol Andry Kurniawan, S.IK, M. Hum, Kajati Sumbar diwakili Koordinator Pidsus, Tasjrifin Muljana Abdul, SH, MH dan Akademisi Prof. Dr. Zefrizal Nurdin, SH, M.Hum.(**)

Read Entire Article
Energi Alam | Padang | | |