PADANG ARO, METRO–Wakil Bupati Solok Selatan H. Yulian menyebut dua hal yang menjadi sebab utama banyak terjadinya kekerasan pada perempuan dan anak di masyarakat, yakni rendahnya pendidikan dan masalah ekonomi. Dua hal ini harus menjadi perhatian dari pemerintah untuk terus menurunkan tingkat kekerasan kepada dua kelompok rentan ini.
Hal ini disampaikan Wabup Yulian saat membuka Pertemuan Koordinasi dan Kerja Sama Lintas Sektor dalam Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), dan Perkawinan Anak di Aula Sarantau Sasurambi Kantor Bupati Solok Selatan, Selasa (3/12).
“Kalau dibandingkan, kekerasan pada perempuan dan anak ini hampir terjadi pada orang tua yang memiliki pendidikan rendah, jadi tugas kita memberikan edukasi tentang perlindungan anak. Faktor ekonomi juga sampai membuat keluarga berantakan,” kata Yulian.
Untuk itu, sudah menjadi tugas dari berbagai elemen pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya perlindungan perempuan dan anak dalam keluarga dan masyarakat.
Sebab, adanya kekerasan ini bisa saja berujung adanya tindak pidana terhadap pelaku kekerasan.
“Mudah-mudahan melalui kegiatan ini menjadi langkah awal kita bersama untuk melindungi perempuan dan anak serta memberikan rasa aman dalam pemenuhan hak-haknya,” lanajutnya.
Selain itu, pemerintah juga mengharapkan terjadi peningkatan kualitas penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan, berkurangnya kasus kekerasan terhadap anak, serta meningkatnya kualitas layanan perlindungan khusus kepada anak.
Targetnya ke depan adalah Kabupaten Solok Selatan yang bebas dari segala bentuk kekerasan baik fisik, psikis, seksual, dan penelantaran.
“Permasalahan kekerasan dalam rumah tangga menjadi perhatian dan tanggung jawab banyak pihak untuk memberikan perlindungan hukum bagi korban, baik pihak pemerintah, lembaga sosial maupun masyarakat,” tegasnya.
Beberapa Langkah yang menjadi poin penting dalam upaya tersebut yakni keluarga lebih mendekatkan diri pada ajaran agama, mengembangkan komunikasi yang baik antara suami, istri, dan anak-anak.
Penekanan peran orang tua dalam pendidikan anak sejak dini, terutama ibu juga menjadi hal terpenting dalam pendidikan anak. “Masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi suatu hal yang penting karena pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak menentukan kemajuan indonesia di masa kini dan masa depan,” tandasnya.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber dari Ruang Anak Dunia (RUANDU) Indonesian Children Voice (ICV), yakni Dra. Enceria Damanik, M.Ed, Ph.D dan Wanda Leksmana SH, MH Katik Mandaro.
Diikuti oleh berbagai elemen mulai dari dinas terkait, organisasi wanita di Solok Selatan, kepolisian, Kementerian Agama, dunia usaha, guru bimbingan dan konseling, Forum Anak, LKAAM, dan Bundo Kanduang. (ped/rel)