Buntut Kasus Polisi Tembak Polisi di Polres Solsel, Komisi III Minta Polda Sumbar Tutup Semua Tambang Ilegal, Sahroni: Tindak Tegas Siapapun yang Membekingi

1 week ago 13

PADANG, METRO–Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni bersama bebe­rapa anggota men­datangi Polda Sumatra Barat (Sumbar) untuk rapat dengar pendapat bersama Kapolda Irjen Pol Suharyono, pascainsiden penembakan Kom­pol Anumerta Ryanto Ulil Anshar yang membuat alumni Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2012 itu te­was di parkiran Polres  So­lok Selatan.

Kompol Anumerta Ulil yang merupakan Kasat Reskrim Polres Solok Se­latan yang ditembak rekan seniornya, Kabag Ops AKP Dadang Iskandar di Mako Polres Solok Selatan. Di­duga pemicunya penem­bakan itu adalah AKP Da­dang tidak terima rekanan­nya ditangkap terkait tam­bang illegal galian tipe C.

Sahroni dalam per­te­muan itu menekankan ke­pada Irjen Pol Suharyono agar permalasahan ini disi­kapi dengan lugas. Dia juga meminta agar jajaran Pol­da Sumbar dan jajarannya untuk menutup seluruh tambang illegal di Sumbar.

“Ini momentum di­ma­na bapak enggak main-main, bapak ini lurus-lurus aja. Dan kita berharap semua terkait apa yang terjadi di Solok Selatan diperiksa agar terang ben­derang apa yang terjadi,” kata Sahroni di hadapan Suharyono di Mapolda Sum­bar, Senin (25/11).

Sahroni mengung­kap­kan penindakan tambang illegal merupakan perintah Presiden Prabowo Su­bian­to. Dia menyebutkan sia­papun di balik aktivitas tambang illegal yang me­rusak lingkungan itu harus ditindak tegas. Ia pun ber­harap permintaan itu disi­kapi Kapolda. Dan apapun keputusan Mabes Polri dan Polda Sumbar terkait kasus ini, maka itulah yang ter­baik.

“Kita minta terkait illegal mining, apapun nama­nya, siapapun beking, tin­dak tegas. Siapapun yang terlihat di dalamnya, sia­papun bekingan, hajar. Ter­masuk anggota polri. Ja­ngan ada lagi. Pak kapolda di dalam rapat membe­rikan perintah tegas ke­pada seluruh kapolres un­tuk melakukan tindak pe­negakan hukum kepada ilegalnya mining. Dan itu disambut oleh para ka­polres dengan siap atas perintah pak kapolda,” sambungnya.

Selain itu, Sahroni, me­nekankan pentingnya sikap humanis di lingkungan internal kepolisian. Hal ini menyikapi kasus tewasnya Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, Kompol Anumerta Ulil Anshar.

“Makanya saya ber­pesan humanisme terha­dap lingkungan internal, kepada bawahannya, un­tuk menjalin silaturahmi dan solidaritas yang kuat. Ke­napa? Karena ada hu­bu­ngan antara pimpinan dan bawahan. Jangan men­ci­derai perasaan anggota. Ja­ngan menyakiti hati dari­pada anggota,” jelasnya.

Dikatakan Sahroni, se­orang pemimpin adalah pucuk dari segala tongkat komando di wilayahnya.  “Ini mudah-mudahan men­jadi pembelajaran kita se­mua tentunya agar tidak terulang kembali apa yang terjadi beberapa hari di Sumbar,” kata dia.

Sahroni mengakui su­dah mendapat informasi detail permalasahan pe­nembakan tersebut. Bah­kan dia juga telah bertemu langsung dengan AKP Da­dang di sel tahanan.  Ada beberapa hal yang dipe­roleh Sahroni. Namun dia enggan menyampaikan ke publik.

“Tadi juga sudah me­lihat langsung pelaku yang mana pelaku menyam­pai­kan beberapa hal yang tidak mungkin saya sam­paikan di sini,” katanya.

Terkait bekingan, Sah­roni juga enggan berko­mentar. Dia menyerahkan semuanya kepada pe­nyi­dik kepolisian untuk me­nyampaikan. “Untuk be­king siapa dan dimana, itu penyidik yang me­nyam­paikan. Kami tidak masuk ke dalam ranah terkait pe­nyidikan,” imbuhnya.

Sedangkan terkait senjata api yang digunakan pelaku menembak rekannya itu, Sahroni menyampaikan semua anggota polisi mempunyai integritas sendiri untuk senjata api. “Tentang momen khilaf atau hal lainnya itu, sudah ada aturan soal memegang senjata api, dan biarlah proses berjalan,” tutupnya.

Menanggapi arahan Komisi III, Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono mengatakan, mengatakan urusan penegakan hukum ini memang Polri harus maju terdepan, dan tentu ada langkah-langkah yang dilakukan, serta ada ta­hapan demi tahapan yang harus dilalui. Pihaknya pun akan segera menindak semua aktivitas tambang ilegal di Sumbar.

“Tentunya ita belum akan membuka sekarang, kalau namanya operasi dibuka berarti bocor. Apakah besok atau lusa, atau hari ini itu nanti. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI,” kata Irjen Pol Suharyono.

Untuk operasi menumpas tambang ilegal di Sumbar, tegas Irjen Pol Suharyono, akan disampaikan seperti apa hasilnya nanti. Diharapkannya untuk ditunggu kapan waktu pastinya. Operasi tersebut akan dilaksanakan dengan cara yang santun, bukan meng­gebu-gebu.

“Jangan sampai me­nyelesaikan masalah, kemudian muncul perma­salahan baru. Kami tetap akan menjaga kondisi agar tidak panas, ingin menjaga situasi kondisi wilayah Sumbar tetap kondusif,” ujarnya.

Walaupun penegakan hukum, ungkap Irjen Pol Suharyono, Harkamtibmas harus terjaga. Walaupun kami memang punya tugas pokok fungsi pelayanan, melayani masyarakat dengan optimal, profesional, membimbing, mengayomi.

“Tetapi kalau urusan hukum, itu satu trik Polisi harus ada di atas tersangka. Kalau dalam bermitra, Polisi satu level dengan masyarakat. Kalau saat melayani, Polisi berada satu tim di bawah yang dilayani,” sebutnya.

Irjen Pol Suharyono menyebutkan dalam penegakan hukum akan ada langkah-langkahnya yang akan disampaikan kepada internal. Hal itu untuk menjaga kondusifitas wilayah Sumatera Barat, menjelang Pilkada serentak tanggal 27 November 2024.

“Untuk penegakan hukum terkait penindakan segala bentuk yang berkaitan dengan tambang ilegal akan dimatangkan perencanaannya, dan ketika sudah ada hasilnya akan disampaikan laporannya,” tutupnya. (rgr)

Read Entire Article
Energi Alam | Padang | | |