Agar Shalat Tidak Auto Pilot

8 hours ago 3

OLEH: Irsyad Syafar (Anggota DPRD Sumbar F-PKS)

DUNIA memang sudah semakin canggih. Tidak saja pesawat terbang dan mobil yang menggunakan sistem auto pilot, ternyata ibadah shalat ada pula yang dilakukan dengan sis­tem auto pilot.

Kalau pesawat ter­bang dikendalikan oleh pilotnya saat take off dan landing, lalu kemudian lebih ba­nyak dikendalikan secara otomatis (auto pilot). Maka dalam sha­lat, banyak pula orang yang dalam sha­latnya, hatinya ha­dir saat takbiratul ihram dan salam saja. Selebihnya pikirannya mengembara kemana-mana. Tapi gerakan shalat tuntas juga dikerjakan sampai akhir.

Pastinya, kita menger­jakan shalat adalah untuk beribadah menyembah Allah. Tujuannya agar Allah menerimanya dan kita men­dapatkan pahala. Allah tidak membutuhkan sedikitpun dari shalat kita. Tapi kita yang butuh akan pahala dan RidhaNya.

Allah telah mene­gas­kan bahwa orang yang be­runtung dan menang itu adalah orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya. Yaitu orang yang hatinya hadir dalam shalat dan tunduk kepada Allah. Bila hatinya lalai dan tidak ha­dir, tentu Allah tidak me­nerimanya dan dia tidak mendapatkan pahala dari shalat tersebut.

Rasulullah SAW meng­gambarkan beragamnya porsi kehadiran hati seo­rang hamba dalam shalat­nya. Beliau bersabda yang artinya: “Sesungguhnya seseorang sudah selesai dari shalatnya, tidak ditulis­kan baginya (pahala) ke­cuali hanya sepersepuluh dari shalatnya, seper­sem­bilannya, seperde­lapan­nya, sepertujuhnya, se­perenamnya, seper­lima­nya, seperempatnya, se­pertiganya, seperduanya.” (HR Abu Daud).

Dalam hadits ini Ra­sulullah SAW tidak mem­bicarakan orang yang tidak shalat. Melainkan tentang orang yang shalat. Dimana dia tidak memperoleh pa­hala yang penuh dari sha­lat yang dikerjakannya.

Ibnu Abbas mengata­kan: “Engkau tidak mem­peroleh dari shalatmu ke­cuali yang engkau sadari.” Artinya yang akal dan piki­rannya hadir dalam semua gerak-gerik dan bacaan shalat. Tidak sedikit orang yang berkhayal atau memi­kirkan berbagai hal dalam shalatnya. Sampai-sampai barangnya yang hilang ketemunya di dalam shalat.

Ketika iblis terusir dari surga dia sudah ber­sum­pah akan mengganggu ma­­­nusia. Si iblis ini akan nongkrong di jalan yang lurus agar manusia dibe­lokkan ke jalan yang salah. Allah berfirman menye­butkan sumpah iblis terse­but yang artinya: “Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-be­nar akan menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemu­dian saya akan mendata­ngi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS Al A’raf: 16-17).

Salah satu bentuk iblis menghalangi manusia dari jalan yang lurus adalah dengan mengganggunya ketika shalat. Sebagai­mana Rasulullah sampai­kan dalam sebuah hadits yang maknanya:

“Jika adzan dikuman­dangkan, syaitan akan lari dengan suara kentutnya sehingga dia tidak men­dengar suara adzan. Ketika adzan sudah selesai, maka dia akan kembali dan jika iqamat diucapkan, maka ia kembali lari. Jika iqamat sudah selesai, maka dia akan kembali dengan membisikkan sesuatu ke­pa­da orang yang shalat. Syaitan berkata:

Read Entire Article
Energi Alam | Padang | | |