PAYAKUMBUH, METRO–Lapas Kelas IIB Tanjung Pati di Jalan Jenderal Sudirman Kota Payakumbuh, selain over kapasitas juga berada di pusat Kota Payakumbuh dan dinilai fisik bangunannya sudah tidak layak atau memadai, sehingga mendesak untuk dilakukan relokasi ketempat yang layak.
Sesuai kapasitas, Lapas kelas IIB Tanjung Pati, hanya bisa menampung sebanyak 64 orang warga binaan. Namun, saat ini diisi sebanyak 284 orang warga binaan yang mayoritas tersandung kasus narkoba. Bahkan satu ruangan dihuni oleh 57 orang warga binaan.
“Daya tampung sekitar 80 saat ini dihuni oleh 284 orang warga binaan. Sehingga satu ruangan dihuni sebanyak 57 orang warga binaan. Artinya dipaksakan, tetapi binaanya bagus, penataanya baik dan kalapasnya familiar. Mudah mudahan bisa kita carikan jalan keluar, cari tempat yang lebih besar,” ungkap Walikota Payakumbuh, Zulmaeta, saat mengunjungi Lapas Kelas IIB Tanjung Pati, Jumat (25/4) pagi.
Meski mendesak untuk dilakukan relokasi ketempat yang layak dan memadai, namun hingga kini belum ada tanah tempat relokasi. “Kita cari tanah yang bagus tapi murah. Niat kita ya pasti untuk yang lebih baik. Namun tentu perlu ada kajian dan study kelayakan, dan kita siapkan langkah-langkahnya,” ungkap Zulmaeta yang belum genap memimpin Payakumbuh 100 hari itu.
Dia juga menyebut, diantara langkah yang bisa dilakukan, apakah sistim tukar guling, bisa saja bantuan dari imigrasi kemasyarakatan. “Ya, tukar guling baik, bisa saja bantuan dari imigrasi dan pemasyarakatan, kalau tidak ada kita pikirkan, namanya mendesak,” ucapnya dengan ramah kepada wartawan.
Sementara itu Kalapas Kelas IIB Tanjung Pati, Julius Barus, menyampaikan terima kasih kepada Walikota Payakumbuh yang sudah berkunjung kelapas kelas IIB Tanjung Pati untuk melihat situasi lapas yang tidak memungkinkan lagi. Sehingga mendesak untuk direlokasi agar lebih layak dan memadai.
“Kunjungan pak Walikota Payakumbuh, untuk memberikan perhatian kepada Lapas Kelas IIB Tanjung Pati dan melihat situasi lapas. Dan memang kondisi lapas saat ini over kapasitas dimana idealnya dihuni oleh 64 orang, tapi kini dihuni sebanyak 284 orang,” ungkapnya disela-sela kunjungan Walikota Kepada Wartawan.
Pihaknya akan mempersiapkan langkah-langkah diantaranya akan berkoordinasi dengan Kanwil Dirjenpas Sumbar, juga Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, bila memang memungkinkan untuk dilakukan relokasi. “Persiapan kita, tentu akan melakukan koordinasi dengan Kanwil Dirjenpas Sumbar, kemudian dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, kalau memungkinkan untuk relokasi,” sebutnya.
Dia juga menyebut, over kapasitas ini sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir, dan hampir semua lapas di Indonesia sudah over kapasitas termasuk lapas kelas IIB Tanjung Pati.
“Akibat over kapasitas tentu pelayanan tidak maksimal, termasuk tempat ibadah, sarana olahraga dan tentu resikonya cukup tinggi,” ucapnya.
Keterampilan Warga Binaan Dipuji Wako
Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta, saat kunjungan ke-Lapas Kelas IIB Tanjung Pati, sempat melihat berbagai kegiatan warga binaan, termasuk melihat kerajinan yang dihasilkan tangan-tangan terampil warga binaan Lapas Kelas IIB Tanjung Pati.
Bahkan hasil kerajinan membuat Kendi, Guci, Pot bunga, tempat buah, dari bekas kartu koa, sempat membuat Walikota tampak berdecak kagum. Bahkan hasil karya itu, patut diapresiasi dan dapat diteruskan oleh warga binaan saat nanti sudah berada kembali di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu, warga binaan Lapas Kelas IIB Tanjung Pati, juga ada yang membuat kursi, keterampilan memotong rambut, memasak, dan juga dibidang olahraga dan seni budaya. Meski di tengah keterbatasan sarana dan ruangan, karya-karya warga binaan Lapas Kelas IIB Tanjung Pati, patut diapresiasi. (uus)