BANGKA - Keandalan aliran listrik yang menyambungkan Pulau Sumatera dan Bangka melalui kabel laut serta tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV di Pantai Asmara, Mentok, Kabupaten Bangka Barat, kini tengah menghadapi ancaman serius. Aktivitas tambang ilegal di kawasan strategis ini menjadi perhatian utama PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan (PLN UIP Sumbagsel).
Manager Perizinan dan Komunikasi PLN UIP Sumbagsel, Marudut Simarmata, menegaskan urgensi penjagaan objek vital ini. "Jalur kabel laut Sumatera–Bangka ini sangat-sangat vital dan prioritas untuk dijaga keandalannya, karena transfer daya listrik Bangka itu kalau kenapa-kenapa kabel laut ini bisa blackout atau bisa padam Pulau Bangka, " ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (10/12/2025).
Dampak gangguan pada kabel laut ini tidak hanya merugikan PLN secara finansial, tetapi juga akan melumpuhkan kehidupan masyarakat di Pulau Bangka. Marudut Simarmata menjelaskan, pemulihan infrastruktur krusial ini memerlukan waktu yang sangat panjang dan memakan biaya besar.
"Pemulihannya luar biasa pak, kerugian PLN luar biasa. Itu butuh waktu juga sangat panjang secara teknis transfer daya yang tidak bisa tersalur itu kerugian tiap harinya luar biasa dari sisi PLN. Apalagi masyarakat, pasti juga akan terkenda dampaknya, " jelasnya.
Aktivitas tambang ilegal, khususnya yang menggunakan ponton pasir, disebut Marudut sebagai potensi bahaya nyata bagi jaringan kabel laut. Cara kerja alat berat ini dapat menyebabkan pergeseran pada kabel.
"Dampaknya itu kan ponton pasir ya kalau nggak salah, jadi aktivitas penambangan pasir itu bisa berdampak kepada potensi bergesernya kabel. Kalau disedot, ada arus laut disedot, lama-lama kabelnya bergerak, bergeser, dan bisa putus secara ekstrem, " bebernya.
Menyikapi ancaman ini, PLN UIP Sumbagsel secara intensif melakukan patroli bersama aparat keamanan. Kolaborasi ini melibatkan TNI Angkatan Laut (TNI AL) Palembang, TNI AL Bangka, serta personel Pengamanan Objek Vital (PAM Obvit) di Sumatera Selatan.
"Salah satu tindak lanjut patroli TNI AL oleh Lanal Bangka di Mentok sesuai dengan informasi yang saya terima juga, memang disana beberapa hari terakhir ini banyak aktivitas masyarakat terkait aktivitas ponton di koridor kabel laut, " tuturnya.
Marudut Simarmata mengimbau agar pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat turut serta menjaga objek vital ini. Ia menekankan bahwa instalasi kelistrikan adalah aset bersama yang harus dilindungi demi keberlangsungan pasokan listrik.
"Kami dari PLN Unit Sumbagsel selama ini didukung penuh, pemerintah daerah dan masyarakat. Instalasi kelistrikan ini milik kita bersama, sehingga harapannya masyarakat Bangka khususnya di Muntok bisa sama-sama membantu PLN untuk saling mengawasi. Ini instalasi milik bersama, ketika nanti ada sesuatu terjadi tentu yang berdampak kerugian itu selain PLN juga masyarakat. Mari bersama-sama PLN, masyarakat dukung PLN untuk menjaga instalasi kita ini, " ungkapnya.
Sebelumnya, kapal patroli TNI Angkatan Laut dilaporkan berlayar dari Pelabuhan Mentok menuju Pantai Asmara pada Rabu (10/12/2025) pagi, di tengah kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Kehadiran kapal patroli tersebut bertujuan untuk memberikan peringatan kepada para pemilik ponton isap agar segera meninggalkan perairan yang merupakan jalur kabel laut vital tersebut. (PERS)

2 days ago
5















































